Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Pajri Tibak: Bank Sampah untuk Kebaikan Bersama

Gambar
OLEH MEGANDIKA WICAKSONO Setiap kali melihat warga membuang sampah di tepi jalan dan sungai, Pajri Tibak prihatin dan gelisah. Ia berusaha menghentikan kebiasaan buruk itu dengan menyodorkan bank sampah. Warga bisa menukarkan sampahnya dengan pulsa, listrik, atau rupiah. Usaha kerasnya yang berliku akhirnya berbuah manis. P ukul 13.00, hujan yang mengguyur Sampit sejak pagi baru saja reda. Meski mobil bak terbukanya sempat mogok, Pajri Tibak (27) tetap bersemangat menjemput sampah para nasabah Bank Sampah Sadar Lingkungan (BSSL). Ditemani Husnul Kotimah (37), sang kakak, dan Fitriyati (37), salah satu petugas bank sampah, Pajri mengisi penuh bak mobil dengan sekitar 300 kilogram sampah. "Melalui bank sampah ini, saya ingin mengajak warga memilih sampah dan peduli terhadap lingkungan," kata Pajri, perintis dan pengelola BSSL, saat ditemui di kediamannya sekaligus lokasi BSSL di Jalan Kenan Sandan, Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan Baamang, Sampit, Kabupaten Kotawa

Perca Jadi Suvenir Premium

Gambar
OLEH IRMA TAMBUNAN Bertahun-tahun membangun usaha di dunia kuliner, Sheika Naning (48) akhirnya tertambat pada lembaran-lembaran kain perca. Setiap kali melihat tumpukan perca, otak Naning langsung berputar cepat. Ide-ide liar berseliweran ingin mengubahnya menjadi berbagai jenis kerajinan tangan. D i tangan Naning, kerajinan yang berbahan dasar dari sisa-sisa jahitan pakaian berubah menjadi produk bernilai premium, mulai dari tas kasual hingga tas pesta, bungkus laptop, dompet, boneka "Anak Rimba", ataupun pakaian. Dari setumpukan limbah tak bernilai jual, ia mengolahnya menjadi buah karya berharga sampai ratusan ribu rupiah.  Kecintaan mengolah perca batik tumbuh tanpa sengaja. Ia semula menjalankan katering yang telah digeluti sejak lulus dari Akademi Kejuruan Kewanitaan Tarakanita, tahun 1990-an. Namun, suaminya, Deni Widarma (almarhum), kerap protes karena hampir setiap hari Naning sudah pergi ke pasar sejak pukul 03.00 untuk mengurusi pesanan masakan. Wakt

Meraup Untung dari Rempah

Gambar
OLEH REGINA RUKMORINI Berawal dari kesukaan dan kebiasaan menggunakan beragam rempah di masa kecil, Anastasia Linda Sulasmijatini (46) kini mengembangkan bisnis usaha 60 jenis produk kecantikan dan kesehatan berbahan rempah tradisional alami. Kini dari usahanya itu, dia mampu meraup omzet Rp 20 juta hingga Rp 25 juta per bulan. L inda menjalankan bisnis usaha produk kecantikan di Solo, Jawa Tengah. Dia memulainya sendirian, tetapi kini dibantu lima karyawan. Dia sama sekali tak punya latar belakang pendidikan farmasi ataupun soal pengobatan. Semuanya secara otodidak, berbekal dari pengalaman semasa kecil, pengetahuan, dan informasi dari orang tua, orang-orang desa, dan setiap orang yang dikenalnya tentang khasiat berbagai macam tanaman empon-empon  (bahan baku jamu). Semuanya dilengkapi dengan pengetahuan dari buku. Linda memulai usaha hanya dengan modal Rp 80.000. Sekalipun sebelumnya sudah terbiasa menikmati minuman tradisional racikan ibu ataupun buatan sendiri, dia mengak

Hidup Bugar hingga Lansia

Tidak sedikit orang yang kesulitan menerapkan pola hidup dan pola makan sehat. Padahal, kedua hal ini merupakan investasi masa depan yang sangat penting dilakukan. Jika saja sedari muda sudah diterapkan secara disiplin, niscaya masa tua akan tetap produktif tanpa merasakan penurunan kualitas hidup yang berarti. MENURUT seorang pakar kesehatan, setidaknya ada lima hal yang harus dilakukan untuk menjalankan gaya hidup sehat, yaitu mengonsumsi makanan sehat, menjadikan olahraga sebagai kegiatan rutin harian, mencukupkan istirahat, memiliki pikiran yang sehat, serta menjalankan aktivitas sehat. Bagi sebagian orang, konsumsi makanan sehat dianggap kurang nikmat. Padahal, tidak selamanya seperti itu. Ingatlah, investasi makanan yang Anda konsumsi akan dituai pada kemudian hari. Oleh karena itu, jika ingin menerapkan hidup sehat dalam keseharian, ada prinsip sehat yang harus dilakukan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengganti karbohidrat yang selama ini Anda konsumsi menjad

Menanam Tanpa Perlu Lahan

Gambar
Apa jadinya ketika stok pangan tak sebanding dengan kebutuhan warga? Food crash. Hal ini sempat terjadi di Venezuela. Penduduk negara dengan GDP per kapita lebih tinggi dibandingkan Indonesia ini harus mengantre membeli bahan makanan hingga berjam-jam. Mereka memiliki uang, tetapi tak ada bahan makanan yang bisa dibeli. MUHAIMIN Iqbal selaku pendiri iGrow menuturkan, Lembaga Riset Internasional, McKinsey Global Institute memprediksi pada 2030, sekitar 7 dari 10 penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan. Bahkan, pada 2045, jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan akan bertambah hingga mencapai 85 persen. Seperti kita tahu, problem masyarakat di perkotaan yaitu makanan. Sekarang saja kita mengimpor beberapa jenis makanan. Bayangkan apa yang akan terjadi ketika semakin banyak orang yang tinggal di perkotaan? Fakta lainnya, lahan pertanian kini semakin menyempit. Penduduk semakin bertambah. Hal tersebut secara tak langsung menyebabkan produktivitas lahan menjadi menurun.

Meraup Rezeki dari Cacing Tanah

Gambar
B agi sebagian orang, cacing tanah dipandang sebelah mata. Fungsinya tidak lebih sebagai umpan untuk memancing atau pakan ternak. Namun, di tangan mereka yang jeli, hewan tanpa tulang yang juga hemafrodit ini menjadi sumber penghasilan yang lumayan. Bahkan ada yang telah bertahun-tahun menekuninya hingga berdiri sebuah perusahaan yang menghasilkan produk cacing olahan. Orang awam yang baru pertama kali datang pasti tak mengira jika di balik hamparan tanah yang menghitam di atas terpal plastik dan ditumbuhi oleh ribuan tanaman tomat muda itu, tersimpan ratusan kilogram cacing tanah ( Lumbricus terrestris ). Hewan hemafrodit berbagai ukuran inilah yang tiga tahun terakhir diternak oleh Sungkono (56), warga Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Begitu tanah yang mirip kompos itu dibalik, barulah terlihat cacing-cacing kemerahan menggeliat. Sungkono sendiri menggunakan media pelihara terbuat dari serbuk gergaji yang biasa dipakai sebagai media tanam jamur (log ja

Harapan dari Sulam Perca

Gambar
OLEH DAHLIA IRAWATI Belajarlah meraih sesuatu yang besar dengan memulai mengerjakan hal-hal kecil. Prinsip itu diterapkan Yuli Masruroh (57), perajin-sulam-rajut kain perca asal Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dari lembar-lembar kain perca, Yuli merajut dan menyulamnya menjadi kerajinan tangan bernilai seni tinggi. K erajinan sulaman dan rajutan karya Yuli pernah dikenakan istri wali kota, bupati, dan juga dibeli Wakil Presiden Jusuf Kalla. Karya itu juga dibeli konsumen mancanegara, antara lain dari Malaysia, Vietnam, Kanada, dan India. Selain membeli karya Yuli di sejumlah pameran di Jakarta, konsumen luar negeri juga membeli produk kerajinan tangan buatan ibu tiga anak tersebut saat dipamerkan di negara mereka. Bulan depan, Yuli dijadwalkan kembali berpameran di Romania. Di sejumlah pameran, produk kerajinan karya Yuli yang paling laris diburu orang terutama adalah produk-produk seperti bros. Selain karena harganya relatif murah, produk seperti itu kerap dibe

Ciri-ciri Keuangan Sudah "Mapan"

Gambar
K eamanan finansial tidak hanya tercapai saat seseorang telah berada pada posisi kaya raya. Asalkan pengelolaan keuangan tepat, Anda pun bisa mendapatkan keamanan finansial. Apa saja ciri-cirinya? Utang Keuangan yang sudah "mpaan" bisa terindikasi dari kebebasan dari tagihan utang. Di satu sisi, utang seperti utang perumahan dalam bentuk KPR atau KPA, memang wajar dan menjadi solusi untuk mendapatkan kebutuhan pokok. Namun, bila utang meliputi hal-hal sepele seperti utang membeli barang-barang elektronik atau pakaian mahal, ini yang kurang tepat. Begitu juga dengan utang pada teman atau anggota keluarga. Pengelolaan keuangan tergolong baik jika Anda terbebas dari utang sepele dan mampu membayar utang KPR. Gaya hidup "Mapan" secara finansial juga bisa terindikasi dari gaya hidup yang tidak berlebihan. Meskipun mampu membeli barang-barang bermerek dan mahal, tetapi memilih produk yang lebih sederhana dan terjangkau, seseorang bisa dikatakan mempun

Ayo Bijak Menggunakan Air

Gambar
"Tutup keran airnya kalau sedang menyikat gigi, Kak, supaya hemat airnya," ujar Ade (35). Bagi Ade, mengingatkan putra tertuanya yang berumur 7 tahun, dan anggota keluarga lainnya, agar lebih bijak menggunakan air bukan sekadar masalah biaya tagihan air. Namun, juga merupakan upaya menjaga ketersediaan air bersih. RINI  (48) juga melakukan hal yang mirip dilakukan Ade dalam hal menggunakan air secara bijak. Hanya, Rini lebih suka menempelkan imbauan pada area-area tertentu. Misalnya, terdapat tulisan "matikan keran saat menyikat gigi", "gunakan air secukupnya saat mandi", atau kalimat "nyalakan air hanya pada saat membilas" pada area dapur. Hal ini bisa jadi pada sebagian orang terlihat sepele. Namun, bagi Rini hal ini akan mengingatkan orang sekaligus membuat mereka disiplin dan bijak menggunakan air bersih. Jika ternyata biaya tagihan berkurang, hal itu merupakan "bonus" baginya. Dari polling  yang dilakukan Kompas Klasika me

PEMINDAHAN WARGA: Melawan Redupnya Ekonomi di Rusunawa

Gambar
S uasana salah satu sudut kawasan Kalijodo di Jakarta Utara itu lengang, Kamis (25/2). Hanya terlihat beberapa orang yang mendorong gerobak, memindahkan barang-barang dari tempat tinggal lamanya. Hari Senin, pemerintah membongkar semua bangunan di wilayah ini. "Saya tidak mau pindah. Sudah jauh, di sana (rumah susun sederhana sewa/rusunawa) enggak tau mau ngapain . Di sana mana bisa dagang, pasti yang dagang sudah banyak," ucap Yuliati, warga Kalijodo. Sebelum Kalijodo menjadi sasaran penertiban pemerintah, Yuliati yang berdagang beragam barang di toko kelontongnya ini berpenghasilan lumayan setiap hari. Untuk penjualan rokok, air minum, dan lainnya, dia bisa memperoleh Rp 500.000. Pedagang lain, Lastri (32), menyampaikan hal yang sama. Apabila ramai, bisa mencapai Rp 700.000. Pendapatan lebih terutama diperoleh saat akhir pekan. Lastri juga tak mau pindah ke rusunawa yang disediakan pemerintah. Dia memilih mengontrak di Kapuk, Jakarta Barat, dan sedang mencari lokasi b

BERKEBUN DI LAHAN SEMPIT

Gambar
FOTO & TEKS : ARIF HIDAYAH/"PR" P ERNAHKAH terpikir untuk bercocok tanam, tapi urung karena tidak memiliki tanah luas? Tak punya sawah atau kebun? Seiring dengan perkembangan zaman, menanam sayuran kini bisa dilakukan kapan dan di mana pun. Dengan sistem hidroponik, siapa saja bisa bercocok tanam sayuran seperti pakcoy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan stroberi. Tentunya dengan memanfaatkan halaman rumah atau apartemen yang terbatas. Hidroponik merupakan salah satu media tanam tanpa menggunakan tanah sebagai pertumbuhan tanaman. Tanaman hidroponik bisa dilakukan skala kecil di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besaran dengan tujuan komersial. Beberapa kelebihan tanaman hidroponik antara lain ramah lingkungan karena mengolahnya tidak perlu menggunakan mesin dan penggunaan air hanya 1/20 dari tanaman biasa. Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Euis Wangsih (49) contohnya, di
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...