Roda-roda yang Berbeda Ukuran

Di tengah hutan, tinggallah empat sahabat. Hie Lalat, Frogie Kodok, Hegie Landak, dan Cockie Ayam Jago. Suatu hari, mereka menemukan sebuah gerobak kecil. Anehnya, keempat rodanya berbeda ukuran! Mulai dari yang paling kecil sampai paling besar.

Saat keempat hewan itu asyik mengamati gerobak itu, datanglah Bunny Kelinci. “Apa itu milik kalian?” tanya Bunny Kelinci geli.

“Bukan. Sepertinya buatan Pak Beruang. Tapi tak selesai,” jawab Cockie.

“Ayo, kita bawa pulang ke rumah saja,” kata Frogie Kodok.

Mereka lalu mulai mendorongnya. Tapi tentu saja sulit, karena keempat rodanya berbeda ukurannya. Bunny Kelinci semakin tertawa geli.

Keempat binatang itu akhirnya kelelahan. Tapi mereka merasa sayang meninggalkan gerobak itu. Siapa tahu bisa dimanfaatkan.

“Hei, bagaimana kalau roda-rodanya kita gelindingkan saja?” usul Hegie Landak tiba-tiba. Ide yang bagus sekali! Masing-masing lalu mengambil sebuah roda, dan menggelindingkannya sepanjang jalan. Hie Lalat berjalan di depan sambil menggelindingkan roda yang paling kecil. Diikuti oleh Hegie Landak dengan roda yang agak besar. Frogie Kodok asyik menggelindingkan roda yang berukuran sedang. Sedangkan Cockie Ayam Jantan bertengger di atas roda yang paling besar. Sepanjang jalan ia mengepakkan sayapnya dan berkokok.

Bunny Kelinci tertawa terpingkal-pingakl melihat kejadian ini.

“Dasar binatang bodoh! Menggelindingkan roda yang tak berguna!”

Ketika keempat sahabat ini tiba di rumah, mereka mulai memikirkan cara untuk memanfaatkan roda-roda itu. “Aha, aku tahu!” seru Hie Lalat gembira. Lalu ia membuat sebuah alat pemintal dari roda yang paling kecil.

Hegie Landak sibuk memakukan dua buah tongkat ke roda yang agak besar. Ia juga memakukan dua papan di antara kedua tongkat itu. Nah, jadilah sebuah gerobak dorong mungil beroda satu!

Apa yang dilakukan Frogie Kodok? Oh, ia mengubah roda berukuran sedang menjadi sebuah kerekan. Lalu memasangnya di bagin atas sumur.

Cockie Ayam Jago tak mau ketinggalan. Ia mengubah roda terbesar menjadi sebuah kincir air, untuk menggerakkan penggilingan gandum.

Wow, semua roda itu akhirnya dapat dimanfaatkan. Hie Lalat membuat benang dari alat pemintalnya yang kecil. Hegie Landak menggunakan gerobak dorongnya untuk mengangkut karung berisi jamur dan buah-buahan dari hutan. Dengan sumur kerekannya, Frogie Kodok lebih mudah mengambil air untuk menyirami kebunnya. Sedangkan Cockie Ayam Jago memanfaatkan roda kincir airnya untuk menggiling gandum.

Suatu hari Bunny Kelinci berkunjung ke pondok mereka. Keempat sahabat ini sangat senang menyambut kedatangannya. Hie Lalat telah merajut benang menjadi sepasang sarung tangan hangat untuk Bunny Kelinci. Hegie Landak menyajikan sup jamur yang lezat. Frogie Kodok menyuguhkan apel dan wortel manis dari hasil kebunnya. Sedangkan Cockie Ayam jago memasak gandum menjadi roti dan puding yang lezat.

Bunny Kelinci menyesal telah menertawakan mereka selama ini. “Maafkan aku, ya. Ternyata kalian benar-benar kreatif. Roda-roda yang kelihatannya tidak berguna, telah berubah menjadi alat-alat yang bermanfaat.”

Keempat sahabat itu tersenyum bangga. (dari Different-Sized Wheels/V. Suteyev, disadur oleh Kiki Dewanti)



Sumber: Bobo Nomor 6 Tahun XXIX 10 Mei 2001



Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Postingan populer dari blog ini

Pekarangan untuk Ketahanan Pangan

Transformasi Manis Kaleng dan Botol Bekas

Biopestisida: Pengendali Hama Ramah Lingkungan

AIR HUJAN RASA URBAN