Tips Memulai Usaha Agribisnis

SEKTOR agro memiliki pangsa pasar yang sangat besar karena eratnya keterkaitan antara kebutuhan pangan dan bahan baku industri.

Melihat peluang ini, berbisnis produk-produk pangan berbasis agro sangat potensial di Jawa Barat. Apalagi penduduknya di Indonesia paling tinggi yang menurut data Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencapai 45 juta orang per tahun 2014 lalu.

Pebisnis agro asal Bandung Iyus Supriatna mengingatkan, ada ungkapan populer di dunia, siapa yang menguasai pangan, bakal menguasai dunia. Di tengah fenomena ini, berbisnis agro produk pangan adalah peluang usaha potensial bagi warga Jawa Barat untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri.

Bisnis produk agro merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan secara mandiri daerah sendiri. Ia memberikan tips bagi mereka yang ingin terjun pada usaha produk pangan:

1. Mesti diingat, yang namanya produk agro, termasuk pangan seperti beras, jagung, dan keledai, sangat bergantung musim, mudah rusak, dan butuh gudang besar sebagai penampung.

2. Bagi yang sekaligus menjadi petani, harus dapat mengubah orientasi, menjadi mendahulukan kebutuhan pasar. Artinya, harus peroleh pesanan dahulu di muka baru kemudian memenuhi kebutuhan, baik menanam sendiri maupun pasokan kolektif. Lain halnya cara lama, menanam dahulu baru menjual, dan petani biasanya merugi.

3. Sediakan fasilitas penyimpanan, sedikitnya untuk cadangan 1 sampai 3 hari. Yang dibutuhkan, sarana pendinginan dan pengemasan pangan.

4. Arahkan pola usaha menjadi secara berkelompok, apalagi sebagai salah satu upaya penguatan bisnis agro lokal Jawa Barat menghadapi pasar bebas masyarakat ekonomi ASEAN.

5. Terapkan sistem keterbukaan melalui management fee sehingga saling terbuka dan merasa saling memiliki sebagai suatu kesatuan usaha. Ini mampu memangkas mata rantai tengkulak dan penimbun.

6. Jika pemerintah Indonesia serius membela pertanian dan produk pangan dalam negeri, harus mampu memunculkan banyak sertifikasi yang dikenakan terhadap produk pangan impor. Ini sebagai salah satu cara umum yang sudah diterapkan negara lain, untuk melindungi sektor pertanian dalam negeri masing-masing dalam era perdagangan bebas.

Disebutkan Iyus, pola-pola seperti itulah yang membawa sektor bisnis agro di Taiwan, Jepang, dan Hong Kong menguntungkan, baik buat pebisnisnya, petani, maupun konsumennya. Dalam situasi pasar pun, harga yang muncul satu sama lain menjadi tak beda jauh, tetapi semua kebutuhan terakomodasi.

Menurut Iyus, cara berbisnis seperti ini menjadi salah satu latar belakang usaha pertanian atau agro.

Ini mampu membuat produksi dan bisnis pangan di ketiga negara maju agribisnis dan agroindustri tersebut berikut distribusinya menjadi terkendali di antara masyarakat setempat. Paling tidak, bagi Indonesia, bisnis ini diharapkan mampu menghindari ketergantungannya terhadap produk pangan impor. (Kodar S)***



Sumber: Pikiran Rakyat, 11 Februari 2015



Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...